Membesarkan anak di zaman sekarang ini memang membutuh usaha ekstra dibanding puluhan tahun yang lalu.
Perkembangan dunia digital tak hanya memberi kemudahan, malah kadang membuat ‘jarak’ antara orangtua dan anak. Tak jarang berakhir dengan anak yang membangkang atau masalah lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga bisa berdampak negatif terhadap kehidupan di masyarakat. Kebebasan mengakses semua informasi yang ada di internet bisa merugikan penggunanya.
Maka dari itu pentingnya bagi orang tua untuk selalu dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman dan menyesuaikan diri untuk pergeseran budaya dan kebiasaan, termasuk diantaranya cara mengasuh anak.
Seorang Psikolog dan Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman kepada wartawan membagikan tips dan cara untuk mengasuh anak di era modern. Simak ulasannya.
- Tujuan Mengasuh Anak Harus Jelas
“Dari riset yang saya lakukan untuk ibu 25-45 tahun, bekerja tak bekerja, ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Mereka tidak punya tujuan pengasuhan. Mereka tidak tahu anak ini mau di bawa ke mana?”
Elly menyarankan agar orangtua mulai merumuskan tujuan pengasuhan sejak anak dilahirkan. Perlu membuat kesepakatan bersama suami, prioritas apa saja yang diberikan kepada anak dan bagaimana cara pendekatannya.
- Mengajarkan Agama
Menjadi kewajiban orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang agama. Pendidikan tentang agama perlu ditanam sejak sedini mungkin. Dalam hal ini, mengajarkan agama tak hanya terbatas ia bisa membaca Al-Qur’an misalnya, bisa berpuasa atau pergi ke gereja. Orangtua perlu menanamkan secara emosional agar anak menyukai aktivitas itu.
“Jangan kosong dan lalu dimasukkan ke sekolah agama. Tidak ada dasarnya jika begitu. Bisa dan suka itu berbeda. Bisa hanya sekadar melakukan, tapi jika suka, ada atau tidak ada orangtua dia akan tetap baik,” tuturnya.
- Tanggung Jawab Penuh
Ketika bicara mengenai pola asuh anak, peran seorang ibu seringkali dianggap hal paling utama. Padahal menurut Elly, sosok ayah dalam mendidik anak tak kalah penting. Di era digital seperti sekarang ini, ayah dan ibu harus memiliki pandangan yang sama, yaitu sama-sama bertanggungjawab atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan, kesejahteraan anak secara utuh.
- Kedekatan
Perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu ke anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa. Artinya, Anda dan pasangan tak bisa hanya sering memeluk sang anak namun juga harus dekat secara emosional. “Banyak anak yang tidak dapat hal itu dari kecil sehingga jiwanya hampa,” tambah Elly.
- Persiapkan Anak Masuk Era Digital
Bukan berarti Anda harus memberikannya gadget sejak bayi. Namun mengajarkan anak jika penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasan untuk itu. Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak melihat situs yang tidak diinginkan.
Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah. Hal-hal di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya. Oleh karena itu, Elly menyarankan untuk berkomunikasi tentang perasaannya. isalnya tanya perasaannya di hari itu, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya sedih.