Teknologi komunikasi terus berkembang, dan siapa pun yang tidak bisa mengikuti akan tergerus dan dianggap ketinggalan zaman. Seiring dengan perkembangan teknologi,maka anak-anak pun semakin fasih menggunakan berbagai perangkat komunikasi. Apalagi, perangkat komunikasi saat ini semakin kecil dan mudah dibawa-bawa.
Sudah jamak terlihat, anak-anak berbagai usia terlihat menggenggam gawai di mana-mana, baik untuk bermain “game”, mencari informasi melalui mesin pencari, membuka situs portal, maupun berselancar di dunia maya melalui media sosial.
Meski begitu, orangtua patut waspada terhadap fasilitas teknologi canggih yang mereka berikan kepada putra-putri mereka, karena ternyata teknologi mampu membawa dampak negatif pada sang buah hati.
Kira-kira apa saja dunia digital pada anak-anak? Berikut ulasannya.
- Dapat Kehilangan Kemampuan Bersosialisasi
Teknologi digital mampu meracuni dan menyebabkan candu pada penggunanya, layaknya zat psikotropika. Zat psikotropika dikenal mampu menghilangkan rasa depresi dan menimbulkan efek tenang selama beberapa saat, namun diam-diam zat psikotropika mampu merusak tubuh penggunanya dan menyebabkan candu.
Sama halnya dengan teknologi digital. Anak-anak yang mengalami kecanduan teknologi pada umumnya hanya menghabiskan waktu di rumah untuk bermain komputer dan jarang keluar rumah untuk bersosialisasi.
- Dapat Memformat Otak
Desain yang adiktif dari kebanyakan video game dan aplikasi dapat memformat kembali otak anak-anak. Banyak anak-anak terfokus pada “putaran hadiah” (reward loops), yang secara teratur mengeluarkan insentif.
“Hampir semua interaksi digital, terutama media sosial, sengaja dirancang untuk membuat individu ingin menggunakannya kembali, segera dan berulang-ulang, baik siang atau malam”, kata sebuah laporan tentang Childhood Digital oleh 5Rights yang berbasis di Inggris.
- Menurunnya Prestasi Belajar
Anak-anak yang pada awalnya senang belajar menjadi tergila-gila terhadap game dan gadget sehingga prestasi belajar anak-anak pun menurun.
Solusi untuk menanggulangi masalah ini adalah membatasi jam bermain game anak-anak dan menjadikan game dan gadget sebagai sarana belajar yang mengasyikkan bagi anak-anak sehingga prestasi belajar anak-anak tidak menurun.
- Mengganggu Kesehatan Mental
Ada banyak diskusi tentang semakin besarnya kesepian yang dipupuk oleh media sosial, dan dampaknya pada kesehatan mental anak muda. Remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial dan internet, lebih dari 35% berisiko melakukan tindakan bunuh diri, menurut penelitian AS baru-baru ini.
Tetapi satu dekade terakhir telah terdapat peningkatan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah kesehatan mental. Sebagian besar diskusi ini diadakan oleh orang-orang muda di lingkungan yang mereka paling alami: internet.
- Beredarnya Konten Dewasa
Dampak negatif yang paling sering dibicarakan dan paling sering melibatkan remaja di bawah umur adalah pornografi. Banyak sekali kasus asusila yang melibatkan remaja-remaja di bawah umur dan pada umumnya remaja-remaja itu masih duduk di bangku sekolah menengah, salah satunya adalah kasus video asusila siswa-siswi SMPN 4 Jakarta yang beberapa waktu lalu ramai dibicarakan.